Sombong
BAHAYA nya KESOMBONGAN
Rasulullah Shollollohu alaihi wasallam mendefinisikan dalam sebuah riwayat,
*"Al Kibr (sombong) adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia." (HR Muslim).
Dua kata kunci: yaitu *menolak kebenaran* dan *meremehkan manusia*, itulah yang namanya *sombong*.
Ketika ada rasa ingin menonjolkan dan membanggakan diri, dan ketika hati kita keras menerima nasihat terlebih dari yang lebih muda, ketika pendapat kita enggan untuk dibantah bahkan tidak jarang dipertahankan dengan dalil yang dipaksakan, ketika kita tersinggung tidak diberi ucapan salam terlebih dahulu, ketika kita berharap tempat khusus dalam sebuah majlis, ketika kita tersinggung titel dan jabatan yang dimiliki tidak disebut, maka jangan jangan virus takabbur telah meracuni diri kita.
Imam Ghozali mengajari cara mawas diri agar kita tidak terjebak dalam sikap merasa lebih baik.
*Ketika* kita melihat seseorang yang belum dewasa, kita bisa berkata dalam hati: "Anak ini belum pernah berbuat maksiat, sedangkan aku tak terbilang dosa yang telah kulakukan, maka jelas anak ini lebih baik dariku."
*Ketika* kita melihat orang tua, "Orang ini telah beramal banyak sebelum aku berbuat apa-apa, maka sudah semestinya ia lebih baik dariku."
*Ketika* kita melihat seorang 'alim, orang ini telah dianugerahi ilmu yang tiada kumiliki, ia juga berjasa telah mengajarkan ilmunya, mengapa aku masih juga memandang ia bodoh, bukankah seharusnya aku bertanya atas yang perlu kuketahui...?"
*Ketika* kita melihat orang bodoh, " orang ini berbuat dosa karena kebodohannya, sedangkan aku ? aku melakukannya dengan kesadaran bahwa hal itu maksiat, betapa besar tanggung jawabku kelak.
Lantas, atas dasar apa kita membanggakan diri ?, bukankah dunia ini bersifat fana ?, bukankah kekayaan, pangkat, kecantikan, keturunan, pengikut, dan ilmu merupakan anugerah Allah yang bersifat sementara ? ,tidak permanen ? dan dapat dicabut sewaktu waktu jika Allah menghendaki.
Lagi pula, bukankah yang dilihat oleh Allah adalah ketakwaan seorang hamba? dan bukan kekayaan, pangkat, fisik, keturunan?, maka adalah aneh sikap anak manusia yang merasa ana khairun minhu (aku lebih baik dari pada dia) itulah ucapan iblis.
Maka dari itu berhati-hatilah dari sikap sombong, semoga kita menjadi hamba Allah tawadhu' (sikap merendahkan di hadapan Allah).
Semoga Allah memberikan Hidayah dan Rahmat-Nya serta menerima amal ibadah kita.
Komentar
Posting Komentar